20120707

SYAIR HIJĀ‘ HASAN BIN THĀBIT (SUATU PENDEKATAN ‘ILM AL-‘ARŪD)


Muhammad Riyadh[1]

ABSTRAK

Tulisan ini berjudul “ Syair Hijā‘ Hasan bin Thābit Suatu Pendekatan ‘Ilm al-‘Arūd”. Penelitian ini membahas tentang pemenggalan syair hijā‘ karya Hasan bin Thābit, jenis bahr dan bayt serta perubahan wazn yang terdapat di setiap bayt dalam syair tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode pustaka dengan membaca syair hijā‘ karya Hasan bin Thābit. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan pendekatan ilmu ‘arūd.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa syair hijā‘ karya Hasan bin Thābit menggunakan bahr wāfir dan bahr basīr serta terjadi perubahan wazn pada setiap taf’īlahnya yaitu zihāf ‘aṣb dan ‘illah qaṭf pada bahr wāfir dan zihāf khabn dan ṭayy pada bahr basīr Perubahan tersebut terjadi pada ḥashwu, ‘arūd dan ḍarb. Jenis bayt yang digunakan syair ini adalah bayt tām karena masih lengkap bagian-bagiannya yaitu dengan 8 taf’īlah pada baḥr basīṭ dan 6 taf’īlah pada baḥr wāfir.

PENDAHULUAN
 Syair Hijā‘ adalah syair yang digunakan untuk mengejek atau mencela seseorang maupun suatu kaum.  Pada masa jahiliyah sampai pada masa dinasti Islam, syair jenis ini tetap ada dan tetap berkembang. Hal yang membedakan di kedua masa ini adalah pada masa jahiliyah syair hijā‘ hanya digunakan untuk mencela saja sedangkan pada masa sesudahnya syair hijā‘ tidak hanya berupa ejekan saja tetapi ada unsur dakwah di dalamnya.
‘Arūḍ merupakan sebuah bidang kajian sastra yang membahas tentang pola-pola syi’ir Arab untuk mengetahui wazn yang salah dan benar. Perubahan pola yang beragam di setiap bayt, banyaknya jenis baḥr dan bayt, mengakibatkan orang kesulitan dalam memenggal syair sesuai dengan pola dan taf‘īlahnya. Oleh sebab itu, saya akan mengkaji lebih jauh lagi tentang jenis baḥr dan bayt serta perubahan wazn yang digunakan oleh Hasan bin Thābit dalam syair hijā‘nya.

LANDASAN TEORI
Pengertian Syair (شعر)
Ada berbagai macam pengertian syair, salah satu di antaranya yang disebutkan oleh Kamil (2009: 10) bahwa syair adalah ucapan atau tulisan yang memiliki wazn atau baḥr dan qāfiyah serta unsur ekspresi rasa dan imajinasi yang harus lebih dominan dibanding prosa. Syair jika ditinjau dari segi bentuk dan isi terbagi tiga yaitu syair syair multazim atau tradisional, syair mursal dan syair manthur atau bebas.Sedangkan dari isi terdiri dari puisi epik, puisi lirik dan puisi dramatik.

Pengertian ‘Arūḍ  (عروض)
Kata ‘arūḍ menurut etimologi berasal dari kata ‘āriḍah yang berarti melintang/ menghalang, yaitu kayu yang melintang di dalam rumah. Menurut istilah, ilmu ‘arūḍ didefinisikan sebagai berikut :
عِلْمُ الْعَرُوْضِ هُوَ عِلْمٌ بِقَوَاعِدَ يُعْرَفُ بِهَا صِحَّةُ أَوْزَانِ الشِّعْرِ وَفَسَادُهَا.
Ilmu ‘arūḍ adalah ilmu yang membahas pola-pola syi’ir Arab untuk mengetahui wazn yang benar dan yang salah (Zaenuddin, 2007:1).
‘Arūḍ adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang timbangan-timbangan syair Arab baik yang benar ataupun yang salah dan apa yang mengiringinya baik itu ziḥāf ataupun ‘illah (Al Hasyimi, 2006).

Pengertian al-Bayt  (البيت)
Kata bayt menurut bahasa berarti rumah/tempat menginap, sedangkan menurut istilah dalam ilmu ‘arūḍ, bayt itu adalah suatu ungkapan sastra yang kata-katanya tersusun rapi untuk mengikuti not-not yang tersedia dalam taf’īlah- taf‘īlah dan diakhiri dengan qāfiyah (Zaenuddin, 2007: 18). Setiap bayt terdiri dari beberapa bagian, yaitu Ṣadr, ‘Ajz, Mishra’ atau shaṭr, ‘Arūḍ, Ḍarb, dan Ḥashwu (Zaenuddin, 2007: 18-19).
 Dilihat dari segi lengkap atau tidaknya bagian-bagian bayt, maka terdapat beberapa jenis bayt, yaitu Al-Bayt al-tām, Al-Bayt al-majzū’, Al-Bayt al-mashṭūr , Al-Bayt al-manhūk, Al-Bayt al-muṣmit, Al-Bayt al-muṣarra‘, Al-Bayt al-muqaffā, Al-Bayt, dan al-mudawwar (Zaenuddin, 2007: 19-24).

Pengertian al-Wazn (الوزن)
Wazn adalah kumpulan dari untaian nada yang harmonis bagi kalimat-kalimat yang tersusun dari satuan-satuan bunyi tertentu yang meliputi harakat (huruf hidup) dan sakanah (huruf mati) yang melahirkan taf‘īlah- taf‘īlah yang digunakan baḥr syi’ir (Zaenuddin, 2007: 11).

Pengertian Tafā‘il (تفاعل)
Tafā‘il adalah bentuk jamak dari taf‘īlah. Menurut Mas’an Hamid dalam Choironi (2012) taf‘īlah secara etimologis berarti memotong-motong bayt syair sesuai dengan polanya menjadi beberapa bagian, sedangkan secara terminology adalah bagian-bagian bayt syair yang tersusun dari beberapa satuan suara yang digunakan untuk menyanyikan sesuai dengan pola syair. Adapun dalam ilmu ‘arūḍ terdapat sepuluh taf‘īlah yang digunakan, yaitu :
a.          فَعُوْلُنْ ; 5 huruf (فَعُوْ = watad majmūʻ dan لُنْ = sabab khafīf).
b.         مَفَاْعِيْلُنْ ; 7 huruf (مَفَاْ = watad majmūʻ, عِيْ= sabab khafīf dan لُنْ = sabab khafīf).
c.          مُفَاْعَلَتُنْ ; 7 huruf (مُفَاْ = watad majmūʻ, عَلَ = sabab thaqīl dan تُنْ = sabab khafīf  atau عَلَتُنْ = fāṣilah ṣughrā).
d.         فَـاْعِ لَاْتُنْ ; 7 huruf (فَـاْعِ = watad mafrūq, لَاْ = sabab khafīf dan تُنْ = sabab khafīf).
e.          فَاْعِلُنْ ; 5 huruf (فَـاْ = sabab khafīf dan  عِلُنْ = watad majmūʻ).
f.          فَـاْعلَاْتُنْ ; 7 huruf (فَـاْ = sabab khafīf,  علَاْ = watad majmūʻ dan تُنْ = sabab khafīf).
g.         مُسْتَفْعِلُنْ ; 7 huruf (مُسْ = sabab khafīf,  تَفْ = sabab khafīf dan عِلُنْ = watad majmūʻ).
h.         مُتَفَـاْعِلُنْ ; 7 huruf (مُتَ = sabab thaqīl, فَـاْ = sabab khafīf dan  عِلُنْ = watad majmūʻ atau مُتَفَـاْ = fāṣilah ṣughrā).
i.           مَفْعُوْلَاْتُ ; 7 huruf (مَف = sabab khafīf, عُوْ = sabab khafīf dan لَاْتُ = watad mafrūq).
j.           مُسْتَفْعِ لُنْ ; 7 huruf (مُسْ = sabab khafīf,  تَفْعِ = watad mafrūq dan لُنْ = sabab  khafīf) (Zaenuddin, 2007: 11-15).

Perubahan Wazn (وزن)
Pengkajian mengenai perubahan wazn dalam syair Arab biasanya terjadi yang namanya ziḥāf dan ‘illah. Ziḥāf adalah perubahan yang terjadi pada huruf kedua dari sabab thaqīl dengan mensukun  huruf hidup, atau sabab khafīf dengan membuang huruf yang sukun. Ziḥāf terbagi atas dua macam yaitu Ziḥāf Mufrad dan Ziḥāf Murakkab.
Ziḥāf Mufrad terbagi atas 8 bagian yaitu al-Iḍmār, al-Khabn. al-Waqṣ, al-Ṭayy, al-‘Aṣb, al-Qabḍ, al-‘Aql, dan al-Kaff (Darwis, 1987:125-126). Sedangkan ziḥāf Murakkab dibagi atas 4 yaitu al-Khabl, al-Khazl, al-Shakl, dan al-Naqṣ (Zaenuddin, 2007:25-27).
‘Illah menurut bahasa berarti penyakit, dan dalam ilmu ‘arūḍ adalah perubahan yang terjadi pada sabab dan watad dari taf‘īlah ‘arūḍ (taf‘īlah terakhir pada shaṭr awwal) dan taf‘īlah ḍarb (taf‘īlah terakhir pada shaṭr thānī) (Zaenuddin, 2007:29).
‘Illah ada 2 macam, yaitu ‘illah ziyādah dan ‘illah naqṣ. ‘Illah ziyādah ada 3 macam, yaitu al-Tarfīl, al-Tadhyīl, dan al-Tasbīgh. Sedangkan ‘illah naqṣ ada 9 macam, yaitu al-Ḥadzf, al-Qaṭf, al-Qaṣr, al-Qaṭa‘, al-Tash‘īt, al-Hadhadh, al-Kasf, al-Ṣalm, dan al-Waqf (Zaenuddin, 2007: 29-31).

Pengertian al-Baḥr (البحر)
Kata baḥr menurut bahasa berarti laut, sedangkan menurut istilah dalam ilm ‘arūḍ, baḥr itu adalah wazn (timbangan) tertentu yang dijadikan pola dalam mengubah syi‘ir Arab (Zaenuddin, 2007: 41).
Ada 15 macam jenis baḥr menurut al-Khalīl bin Ahmad al-Farāhīdī kemudian al-Akhfash al-Awsaṭ menambahkan satu baḥr, sehingga menjadi 16 baḥr. Adapun 16 baḥr yang dimaksud, yaitu baḥr al-Mutaqāri,  al-Mutadārik,  al-Wāfir, al­-Kāmil,  al-Hazj, al-Rajz, al-Raml, al-Sarī’, al-Munsariḥ, al-Khafif, al-Muḍāri‘,  al-Muqtaḍab, al-Mujtath, al-Ṭawīl,  al-Madīd, dan al-Basīṭ.

METODE PENELITIAN
            Metode Pengumpulan Data
Dalam proses penelitian penulis hanya menggunakan satu metode, yaitu metode simak. Dalam metode simak ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan data, seperti teknik libat, cakap, rekam, baca, dan catat, akan tetapi dalam penelitian ini, teknik yang akan digunakan adalah teknik baca dan catat.
            Populasi dan Sampel
Dalam suatu penelitian populasi tidak terbatas luasnya bahkan ada yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan besarnya sehingga tidak dapat diteliti. Berdasarkan hal tersebut peneliti membatasi populasi penelitian ini yaitu semua syair hijā karya Hasan bin Thābit, sedangkan sampelnya diambil dengan cara purposive dari buku Pujangga Arab karya Haji Muhammad Bukhari Lubis dengan cara mengambil beberapa sampel sesuai jumlah baris bayt yang ada dalam buku tersebut.
            Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang hanya dilakukan semata-mata berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang hidup pada penuturnya, sehingga dihasilkan atau dicatat berupa perian bahasa yang bisa dikatakan sifatnya sebagai potret (Arikunto, 1996:62). Dalam hubungan ini karya sastra sebagai fenomena tertulis yang dideskripsikan dalam analisisnya.


PEMBAHASAN
Biografi Penyair
Hasan bin Thābit memiliki nama lengkap yaitu Hasan bin Thābit bin al-Mundhir al-Hazrajī al-Anṣarī. Nama panggilannya Abdul Walid. Hasan bin Thābit bin Mundhir berasal dari suku Khazraj kabilah Khataniah di Yasrib sekarang Madinah. Ayahnya bernama Mundhir, ­­beliau adalah seorang tokoh berpengaruh dan dihormati oleh kabilahnya. Begitu juga dengan Ibunya yang bernama Fari‘ah binti Khalid bin Qais Al-Khazraj, ia mempunyai peranan yang sama sebagai istri Mundhir dalam kehidupan bermasyarakat. Di kalangan para sahabat digelari ‘syair Rasulullah saw. (penyairnya Rasul).
Pada masa Jahiliyyah namanya tidak begitu cemerlang dibandingkan ketika pada masa Islam, kendati tak sebanding dengan tujuh penyair mu‘allaqat yang melegenda itu. Ia hidup di dua kerajaan besar dan sering mengembara kesana kemari. Terutama dari sebuah kerajaan Ghasaniah sampai kerajaan Munadirah. Disana ia menemui dan mengunjungi para raja Ghasaniah dan Munadirah memuji dan menyanjungnya dengan syair-syairnya yang bagus dan indah. Beliau banyak mendapat hadiah dari orang-orang yang ia puji dalam syairnya.
Hasan bin Thābit termasuk penyair kota (Haḍlar) pada masa Jahiliyyah dan penyair Yamani pada masa Islam. Puisi-puisi Hasan bin Thābit pada masa Jahiliyyah sangatlah kering, kasar, keras dan asing bahasanya, diksinya sangat rumit dan sukar untuk dipahami. Tetapi setelah masuk Islam dan mempelajari al-Qu‘ran puisinya menjadi halus, lembut penyampaian kata-katanya, mudah dipahami begitu juga dengan struktur bahasa dan maknanya.

Analisis Bayt
1.      Bayt mufrad
فَفِيْمَ تَقُوْلُ يَشْتُمُنِيْ لَئِيْمٌ
كَخِنْزِيْرٍ تَمَرَّغَ فِي رَمَادِ
فَفِيْمَ تَقُوْ//لُيَشْتُمُنِيْ//لَئِيْمن
           //0///0    //0///0    //0/0
            مُفَاعَلَتُنْ   مُفَاعَلَتُنْ   مُفَاعَلْ (فَعُوْلُنْ)
كَخِنْزِيْرِنْ//تَمَرْرَغَفِيْ//رَمَادِيْ
                                                  //0/0/0     //0///0     //0/0
                                                  مُفَاعَلْتُنْ     مُفَاعَلَتُنْ   مُفَاعَلْ (فَعُوْلُنْ)
2.      Bayt nutfah
وَاللهِ مَافِي قُرَيْشٍ كُلَّهَانَفَرٌ
أَكْثَرُ شَيْخًا جَبَانًا فَاحِشًا غُمَرَا
وَالْلاَهِمَا//فِيْقُرَيْ//شِنْكُلْلَهَا//نَفَرُنْ
/0/0//0    /0//0      /0/0//0   ///0
مُسْتَفْعِلُنْ  فَاعِلُنْ   مُسْتَفْعِلُنْ  فَعِلُنْ
أَكْثَرُ شَيْ//خَنْجَبَا//نَنْفَاحِشَنْ//غُمَرَا
  /0///0      /0//0     /0/0//0     ///0
مُسْتَعِلُنْ    فَاعِلُنْ  مُسْتَفْعِلُنْ   فَعِلُنْ
            أَزَبَّ أَصْلَعَ سِفْسِيْرًا لَهُ ذَاَبٌ
                                      كَالْقِرْدِيَعْجُمُ وَسْطَ الْمَجْلِسِ الْحُمَرَا
          أَزَبْبَأَصْ//لَعَسِفْ//سِيْرَنْلَهُوْ//ذَاَبُنْ
             //0//0     ///0       /0/0//0   ///0
            مُتَفْعِلُنْ   فَعِلُنْ    مُسْتَفْعِلُنْ  فَعِلُنْ
                                      كَلْقِرْدِيَعْ//جُمُوَسْ//طَلْمَجْلِسِلْ//حُمَرَا
                              /0/0//0   ///0       /0/0//0       ///0
                                    مُسْتَفْعِلُنْ   فَعِلُنْ    مُسْتَفْعِلُنْ    فَعِلُنْ
3.      Bayt qiṭ‘ah
تَفَاقَدَ مَعْشَرٌ نَصَرُوْا قُرَيْشًا
وَلَيْسَ لَهُمْ بِبَلْدَتِهِ نَصِيْرٌ
تَفَاقَدَمَعْ//شَرُنْنَصَرُوْ//قُرَيْشَنْ
 //0///0     //0///0      //0/0
مُفَاعَلَتُنْ   مُفَاعَلَتُنْ   مُفَاعَلْ (فَعُوْلُنْ)
وَلَيْسَلَهُمْ//بِبَلْدَتِهِيْ//نَصِيْرُنْ
 //0///0    //0///0     //0/0
مُفَاعَلَتُنْ   مُفَاعَلَتُنْ   مُفَاعَلْ (فَعُوْلُنْ)
            هُمُ أُوْتُوْا الْكِتَابَ فَضَيَّعُوْهُ
                                      فَهُمْ عُمْيٌ مِنَ التَّوْرَاةِ بُوْرُ
هُمُوْأُوْتُلْ//كِتَابَفَضَيْ//يَعُوْهُوْ
 //0/0/0     //0///0      //0/0
مُفَاعَلْتُنْ    مُفَاعَلَتُنْ    مُفَاعَلْ (فَعُوْلُنْ)
فَهُمْعُمْيُنْ//مِنَتْتَوْرَا//ةِ بُوْرُوْ
 //0/0/0    //0/0/0  //0/0
مُفَاعَلْتُنْ    مُفَاعَلْتُنْ  مُفَاعَلْ (فَعُوْلُنْ)
            كَفَرْتُمْ بِالْقُرَانِ وَقَدْ أُتَيْتُمْ
                                      بِتَصْدِيْقِ الَّذِيْ قَالَ النَّذِيْرُ
          كَفَرْتُمْبِلْ//قُرَانِوَقَدْ//أُتِيْتُمْ
           //0/0/0    //0///0   //0/0
            مُفَاعَلْتُنْ   مُفَاعَلَتُنْ   مُفَاعَلْ (فَعُوْلُنْ)
بِتَصْدِيْقِلْ//لَذِيْقَالَنْ//نَذِيْرُوْ
 //0/0/0    //0/0/0  //0/0
مُفَاعَلْتُنْ    مُفَاعَلْتُنْ  مُفَاعَلْ (فَعُوْلُنْ)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pemenggalan setiap bayt syair hijā‘ Hasan bin Thābit ditemukan bahwa baḥr yang digunakan adalah baḥr wāfir dan baḥr basiṭ. Baḥr basīṭ yang terdapat dalam penelitian ini menggunakan taf‘īlah  مُسْتَفْعِلُنْ فَاعِلُنْ dengan ‘aruḍ makhbūnah dan ḍarb makhbūn karena huruf kedua pada sabab khafif dihilangkan sehingga taf‘īlah  فَاعِلُنْ menjadi فَعِلُنْ. Sedangkan untuk baḥr wāfir menggunakan ‘aruḍ maqthūfah dan ḍarb maqthūf karena sabab khafif dihilangkan dan huruf kelima disukun sehingga taf‘īlah  مُفَاعَلَتُنْ menjadi مُفَاعَلْ kemudian diganti dengan taf‘īlah فَعُوْلُنْ untuk memperbaiki irama waznnya
2. Jenis bayt yang digunakan dalam syair hijā‘ Hasan bin Thābit beragam. Ditinjau dari segi jumlah baris, syair hijā‘ Hasan bin Thābit terdiri atas bayt mufrad, nutfah dan qiṭ‘ah, sedangkan bila ditinjau dari bagian-bagiannya, maka terbagi kepada bayt tām, yaitu bayt yang lengkap taf‘īlahnya.
3. Wazn pada taf‘īlah dalam syair hijā‘ Hasan bin Thābit mengalami perubahan dalam bentuk ziḥāf dan ‘illah. Pada baḥr wāfir perubahan wazn yang terjadi adalah ziḥāf ‘aṣb dan ‘illah qaṭf, sedangkan pada baḥr basiṭ perubahan wazn yang terjadi adalah ziḥāf khabn dan ṭayy. Baḥr wāfir mengalami  perubahan wazn, yaitu ziḥāf ‘aṣb dan ‘illah qaṭf. Ziḥāf ‘aṣb terjadi pada bagian ḥashwu baik di bagian ṣadr maupun ‘ajznya, yaitu mensukunkan huruf kelima pada taf‘īlah مُفَاعَلَتُنْ sehingga menjadi مُفَاعَلْتُنْ, sedangkan ‘illah qaṭf terjadi pada bagian ‘aruḍ dan ḍarbnya, yaitu dengan membuang تُنْ dan mensukunkan huruf lām pada taf‘īlah مُفَاعَلَتُنْ menjadi مُفَاعَلْ. Sedangkan baḥr basiṭ mengalami  perubahan wazn, yaitu ziḥāf khabn dan ṭayy. Ziḥāf khabn terjadi pada bagian ḥashwu, ‘aruḍ, dan ḍarb pada taf‘īlah مُسْتَفْعِلُنْ dan فَاعِلُنْ, yaitu dengan membuang huruf kedua sehingga menjadi مُتَفْعِلُنْ dan فَعِلُنْ, sedangkan ziḥāf ṭayy terjadi pada bagian ḥashwu pada taf‘īlah مُسْتَفْعِلُنْ, yaitu dengan membuang huruf keempat sehingga menjadi مُسْتَعِلُنْ.
Syair hijā‘ Hasan bin Thābit mengalami ḍarūratu shi‘riyah. Ḍarūratu shi‘riyah terjadi semata-mata untuk mengikuti wazn yang sudah dibakukan. Hal ini dapat dilihat dalam syairnya dengan memberi harakat mim jama‘ pada kata هُمْ menjadi هُمُوْ dan menghilangkan tashdid (_ّ_) pada kata أُمِّ menjadi أُمِ.

DAFTAR BACAAN

الهاشمي, أحمد. ٢٠٠٦. ميزان الذهب في صناعة شعر العرب الطبعة الثالثة. بيروت : مكتبة دار البيروتي.
درويش, عبد الله. ١٩٨٦. في العروض والقافية. مكة المكرمة: مكتبة الطالبا الجامعب.

Choironi, Merry. 2012. Belajar Ilmu ‘Arūḍ dan Qawāfī dengan Praktis. http://merrychoironi.wordpress.com/ (diakses 16 Mei 2012)

Jecks, Black, 2010. Hassan bin Tsabit. http://www.2lisan.com/3211/hassan-bin-tsabit/ (diakses 4 April 2012)

Kamil, Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lubis, Haji Muhammad Bukhari. 1987. Pujangga Arab. Malaysia: Percetakan Sais Baru

Purkonudin, Ukon. 2010. Biografi Hasan bin Tsabit; Sang Penyair Islam. http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/05/hasan-bin-tsabit.html (Diakses 4 April 2012)

Zaenuddin, Mamat. 2007. Karakteristik Syi’ir Arab. Bandung: Zein Al-Bayan.


[1] http://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ie=UTF-8#hl=id&sclient=psy-ab&q=SYAIR+HIJ%C4%80%E2%80%98+HASAN+BIN+TH%C4%80BIT&oq=SYAIR+HIJ%C4%80%E2%80%98+HASAN+BIN+TH%C4%80BIT&gs_l=hp.12...8823.8823.1.10969.1.1.0.0.0.0.225.225.2-1.1.0...0.0.850aIsMMNIE&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=9f4f144b96200476&biw=1366&bih=617

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo