A. Latar Belakang Masalah
Puisi
adalah salah satu bentuk karya sastra yang memiliki banyak makna dan
makna yang terkandung dalam puisi memiliki lautan makna tergantung
pembaca ingin menggunakan teori apa untuk membedah makna tersebut.
Puisi merupakan ungkapam perasaan penulis yang diterjemahkan dalam
susunan kata-kata yang membuat bait-bait berirama dan memiliki makna
yang dalam. Dari segi penulisan, puisi adalah karya sastra dengan bahasa
yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberui irama dengan bunyi yang padu
dan pemlihan kata-kata kias atau imajinatif. Dari definisi diatas
tampak jelas bahwa pemlihan atau penggunaan kata-kata dalam puisi bukan
merupakan kata-kata yang biasa kta gunakan dalam percakapan sehari-hari.
Dalam puisi menggunakan kata yang memiliki kekuatan dalam pengucapannya
dan juga makna yang luas. Kata berkonotasi merupakan kata yang sering
digunakan dalam puisi. Hal ini menyebabkan puisi menjadi lebih susah
dimengerti karena ada makna yang harus dibongkar berdasarkan pemikiran
penyair.
Dalam
puisi juga harus ditemukan tema atau permasalahan yang diangkat,
perasaan sang penulis, dan terakhir adalah amanat yang ingin
disampaikan. Terkadang kita harus mengetahui dahulu latar belakang si
penulis agar tidak salah mengartikan. Membaca atau mendengar puisi
dengan penghayatan yang sungguh-sungguh dapat memberikan pemahaman puisi
secara mendalam, merasakan apa yang ditulis dan mempu menyerap
nilai-nilai yang terkandung di dalam puisi serta menghargai puisi
sebagai karya seni dengan keindahan dan kelemahannya. Proses berpikir
untuk dapat memahami keindahan dsuatu puisi ini justru menyebaban puisi
tidak digemari. Hal ini berkaitan dengan perkembangan masyarakat
akhir-akhir ini yang cenderung menyukai hal-hal instan atau cepat
mendapatkan hasil.
Puisi
dalam penyajian bentuk buku yang berisi puluhan puyisi akan menjadi
sangat monoton atau bisa dikatakan membosankan bagi pembaca yang belum
bias menikmati puisi. Oleh karena itu supaya kehadiran puisi bisa
memberikan warna ditengah-tengah masyarakat, maka perlu ada kajian
terhadap puisi itu sendiri guna memberikan penjelasan yang mendalam
kepada masyarakat dan menarik minat masyarakat terhadap puisi itu
sendiri. puisi tersebut akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan
semiotik model riffaterre berdasarkan pembacaan heuristic dan
hermeneutiknya. Aktivitas pemaknaan secara semiotik dilakukan melalui
dua tahap pembacaan, yakni pembacaan heuristik dan pembacaan
hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan yang didasarkan pada
konvensi bahasa, yakni menurut sistem semiotik tingkat pertama.
Pembacaan heuristik ditujukan untuk menemukan arti bahasanya. Pembacaan
heuristik dalam hal ini adalah pembacaan tata bahasa ceritanya, yaitu
pembacaan dari awal sampai akhir cerita secara berurutan. Pembacaan
hermeneutik adalah pembacaan yang didasarkan pada konvensi sastra, yakni
menurut system semiotik tingkat kedua. Pembacaan dilakukanhan untuk
menemukan petanda-petanda atau makna karya sastra.
B. Rumusan Masalah
Pentingnya
melakukan penelitian terhadap puisi karya Zuhair bin Abi ualma tersebut
tidak hanya demi mengembangkan sastra, tetapi juga untuk menjawab
sejumlah masalah yang ada.masalah pokok yang perlu diuraikan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kandungan makna puisi Zuhair bin Abi Salma tersebut berdasarkan pembacaan heuristik dan hermenetik?
2. Bagaimana model bahasa yang terdapat dalam puisi tersebut?
3. Bagaimana hubungan antara puisi tersebut dengan puisi lain?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dkemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengungkap makna yang terkandung pada puisi Zuhair bin Abi Salma berdasarkan pembacaan heuristic dan hermenetik.
2. Mengungkap model bahasa yang terdapat dalam puisi Zuhair bin Abi Salma.
3. Mencari dan menemukan hubungan puisi Zuhair bin Abi Salma dengan teks lain.
D. Manfaat
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfa’at kepada pembaca,
khususnya pembaca dibidang sastra berupa pemahaman mengenai kandungan
makna puisi Zuhair bin Abi Sulma berdasarkan pembaca heuristic dan
hermeneutic, dan model bahasa yang terdapat dalam puisi tersebut, dan
hubungan intertekstual puisi Zuhair bin Abi Salma dengan teks lain.
Manfa’at
lan dari hasil penelitian ini adalah pembaca diharapkan mendapat
pemahaman bahwa karya sastra lisan, khususnya puisi menarik untuk
diteliti secara ilmiah dari aspek semiotik. Selain itu, hasil penelitian
ini juga diharapkan dapat bermanfa’at sebagai bahan rujukan atau bahan
perbandingan untuk penelitian sejenis yang dilakukan terhadap karya
sastra lain.
E. Metodologi Penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik. Hal itu
dilakukan mengingat bahwa semiotik merupakan suatu pendekatan yang
menekankan pada aspek penggalian makna terhadap tanda dalam suatu karya
sastra. Endraswara menyebutkan bahwa tanda sekecil apa pun dalam
pandangan semiotik tetap diperhatikan. Pendekatan semiotik yang akan
dipakai adalah semiotik model Michael Riffaterre. Pendekatan semiotik
model Riffaterre dipakai berdasarkan pertimbangan bahwa semiotic
Riffaterre lebih mengkhususkan pada analisis puisi. Puisi Zuhair bin Abi
Sulma adalah salah satu jenis puisi lama, oleh karena itu pendekatan
semiotik yang lebih tepat digunakan adalah pendekatan semiotik
Riffaterre.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan
pustaka sangat penting dilakukan oleh seorang peneliti sebelum
melakukan penelitian. Sebagaimana terkait dengat semiotok riffaterre
dalam puisi karya Zuhair bin Abi Salma, tinjauan pustaka dilakukan
supaya peneliti mengetahui apakah objek penelitian yang akan dilakukan
pernah diteliti atau belum. Sejauh ini, penelitian terhadap puisi karya
Zuhair bin Abi Salma masih jarang dilakuan, oleh karena itu penulis
sengaja melakukan penelitian ini agar pemahaman masyarakat terhadap
puisi karya Zuhair bin Abi Salma bisa lebih mendalam.
G. Landasan Teori
Karya
sastra hadir dalam dua bentuk, yakni sastra lisan dan sastra tulis.
Teeuw mengemukakan bahwa sastra tulis tidak mengemukakan komunikasi
secara langsung antara pencipta dan pembaca sedangkan sastra lisan
biasanya berfungsi sebagai sastra yang dibacakan atau yang dibawakan
bersama-sama.
Semiotik
adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini berpandangan bahwa fenomena
sosial dan budaya pada dasarnya merupakan himpunan tanda-tanda. Semiotik
mengkaji sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang
memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Dua tokoh penting
perintis ilmu semiotika modern, yaitu charles shanders peirce (139-1914)
dan ferdinand de saussure (1857-1913) mengemukakan beberapa pendapat
mereka mengenai semiotik. Saussure menempilkan semiotik dengan membawa
latar belakang ciri-ciri linguistik yang diistilahkan dengan semiologi,
sedangkan pierce menampilkan latar belakang logka yang diistilahkan
dengan semiotik. Pierce mendudukan semiotik pada berbagai kajian lmiah.
Dalam penelitian ini, konsep semiotic yang akan digunaan adalah konsep
yang didasarkan pada pemikiran riffaterre. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa konsep semiotic yang dikembangkan oleh riffaterre,
penulis anggap lebih tepat diterapkan dalam penelitian ini.
H. Hipotesis
سئمت تكاليف الحياة ومن يعش # ثمانين حولا لاأبالك يسأم
واعلم ما في اليوم ولأمس قبله # ولكننى عن علم ما في غد عم
رأيت المنايا خبط عشواء من تصب # تمته ومن تهتئ يعمرفيهرم
ومن يجعل المعروف من دون عرضه # يفره ومن لايتق الشتم يشتم
ومن يوف لا يذمم ومن يهد قلبه # اء لى مطمئن البرلايتجمجم
ومن هاب اسباب المنايا ينلنه # واء ن يرق اسباب السماء بسلم
ومن يجعل المعروف في غير أهله # يكن حمده ذما عليه ويندم
لأن لسان مرء مفتاح قلبه # اء ذا هو أبد ما يقول من الفم
لسان الفتى نصف ونصف فؤاده # فلم يبق اءلا صورة اللحم والدم
واعلم ما في اليوم ولأمس قبله # ولكننى عن علم ما في غد عم
رأيت المنايا خبط عشواء من تصب # تمته ومن تهتئ يعمرفيهرم
ومن يجعل المعروف من دون عرضه # يفره ومن لايتق الشتم يشتم
ومن يوف لا يذمم ومن يهد قلبه # اء لى مطمئن البرلايتجمجم
ومن هاب اسباب المنايا ينلنه # واء ن يرق اسباب السماء بسلم
ومن يجعل المعروف في غير أهله # يكن حمده ذما عليه ويندم
لأن لسان مرء مفتاح قلبه # اء ذا هو أبد ما يقول من الفم
لسان الفتى نصف ونصف فؤاده # فلم يبق اءلا صورة اللحم والدم
Artinya : “Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang
berumur sampai delapan puluh tahun, pasti ia akan jemu dengan beban
hidupnya, aku dapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan
kemarin tetapi aku tetap tak tahu akan hari esok, aku melihat maut itu
datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi pasti
mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia, barang siapa yang selalu
menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan siapa yang tidak
menghindari cercaan orang di akan tercela, barang siapa yang menempati
janji akan tercela barang siapa yang terpimpin hatinya maka ia akan
selalu berbuat baik, barang siapa yang takut mati pasti dia akan bertemu
juga dengan maut walaupun ia naik ke langit dengan tangga (melarikan
diri), barang siapa orang yang menolong tidak berhak ditolong maka dia
akan menerima resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya.”
Tahap
heuristik/kronologis cerita puisi Zuhair bin Abi Salma Setelah
dicermati malalui pembacaan heuristik puisi “Zuhair bin Abi Salma ”
terdiri dari beberapa peristiwa penting yang berurutan secara kronologis
sebagai berikut. Pada bagian pertama digambarkan dalam puisi bahwa
penulis merasa bosan dengan kehidupannya.
Pada
bagian kedua penulis dalam puisi merasa dirinya telah merasa berumur
tua dan akan menghadapi kmatian. Pada bagian ketiga penyair mencoba
untuk mengingatkan dirinya agar tidak lalai dalam menjalani kehidupan
telebih terhadap umur yang tersisa. Pada bagian keempat penyair
mengingatkan bahwa kalau hari akhir telah tiba saatnya maka semua amal
kebaikan itu tidak ada artinya, maka segerakanlah kalau mau berbuat
baik.
Tahap hermeneutik/pemaknaan puisi “Zuhair bin Abi Salma”
Pertama,
Tergambar dari puisi diatas bahwa penyair merasa cemas dan khawatir
dengan kondisinya sekarang karenaumur penyair yang semakin berkurang.
Kedua,
Pada bagian kedua tahap heuristik disebutkan bahwa penulis dalam puisi
merasa dirinya telah berada pada ambang kematian. penulis pada bagian
ini menyadari maut semakin mendekat dengan dirinya. Penanda berupa
perasaan yang dialami Penulis dalam puisi ini merupakan suatu petanda
bahwa penulis telah merasa cemas yang amat dan sangat.
ketiga,
Pada bagian ketiga dan keempat penulis benar-banar mewasiati dirinya
sendiri agar selalu mengingat akan kematian sehingga dalam menjalani
roda kehidupan tidak seenaknya sendiri(mengikuti hawa nafsu). Pananda
berupa harapan Penulis untuk terbebas dari dosa merupakan petanda bahwa
Penulis ingin bertaubat dan ingin kembali kejalan yang lurus.
Secara totalitas Petikan-petikan bait Syair diatas kebanyakan mengandung kata-kata hikmat dan dengan imajinasi juga pemikiran yang mendalam sehingga penyair ini dianggap sebagai orang pertama yang dalam menciptakan kata hikmat dalam syair arab dan kelak akan diikuti oleh penyair lainnya seperti: Salih bin Abdul Kudus, Abu Thahilah, Abu Tamam, Mutanabby dan Abul Ala’ Ma’ary
Kalau kita perhatikan lebih dalam puisi diatas, hampir serupa dari Amsal (pribahasa) dan kata hikmah. Merupakan suatu hal yang menarik memadukan prosa dan syair pada masa itu, melihat banyak sekali penyair jahili yang kurang mendalaminya beliau merupakan penyair pertama yang membuka pintu masuknya kata-kata hikmah dan amsal kedalam puisi arab.
Secara totalitas Petikan-petikan bait Syair diatas kebanyakan mengandung kata-kata hikmat dan dengan imajinasi juga pemikiran yang mendalam sehingga penyair ini dianggap sebagai orang pertama yang dalam menciptakan kata hikmat dalam syair arab dan kelak akan diikuti oleh penyair lainnya seperti: Salih bin Abdul Kudus, Abu Thahilah, Abu Tamam, Mutanabby dan Abul Ala’ Ma’ary
Kalau kita perhatikan lebih dalam puisi diatas, hampir serupa dari Amsal (pribahasa) dan kata hikmah. Merupakan suatu hal yang menarik memadukan prosa dan syair pada masa itu, melihat banyak sekali penyair jahili yang kurang mendalaminya beliau merupakan penyair pertama yang membuka pintu masuknya kata-kata hikmah dan amsal kedalam puisi arab.
Syairnya singkat mudah dipahami namun isinya padat dan mada’hnya bagus menjauhi kebohongan, selalu memuji keadaan sebenarnya, ia bersyair selalu memuji orang dengan benar sebenar benarnya maksudnya kebenaran sifat yang dimiliki orang itu memang sudah teruji, terlebih syair diatas ini bertemakan dan menceritakan kehidupan seseorang harus hidup terhormat, menepati janji, suka menolong itu merupakan karakteristik orang arab yang hidup pada zamannya itu yang telah diihatnya dan dituangkan dalam syairnya oleh beliau.
Dari pemilihan kata/diksinya sangat baik sekali. Kata-katanya sopan sedikit sekali yang menggunakan kata-kata buruk. Oleh karena itu puisinya sangat bersih dan sedikit sekali ada cercaan didalamnya. Jauh dari ta’kid /komplikas kata dan maknanya.
I. Teknik Analisis
Proses
analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan
sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan
ditelah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang
dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha
membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu
dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah
menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian
dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu
dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ialah
mengadakan pemeriksaan keabsahan data. setelah selesai tahap ini,
mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil
sementaramenjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode
tertentu.
J. Sistematika Penulisan
Untuk
mndapatan sebuah tulisan yang sistmatis, penulis membagi pembahasan ini
kedalam beberapa bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :
Bab
I : Pendahuluan. Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab
II : lampiran puisi karya Zuhair bin Abi Salma dan tinjauan pustaka.
Dalam bab ini dijelaskan apakah penelitian yang dilakuan oleh peneliti
adalah merupakan lanjutan dari peneliti yang lain ataukah belum diteliti
sama sekali. Selain itu, pada bab ini akan diuraikan gambaran latar
belakang kondisi penyair saat menuliskan sya’irnya.
Bab
III : Interpretasi puisi Zuhair bin Abi Salma menurut teori semiotik
riffaterre. Dalam bab ini puisi tersebut akan dianalisis dengan
menggunakan pendekatan semiotik model riffaterre.
Bab IV : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
K. Daftar Pustaka
Fotokopy, Aning Ayu Kusumawati, S.Ag. M.Si.
http://forums.fatakat.com/thread288552. diakses pada 25 juni 2011.
http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/01/study-tokoh-bahasa-dan-satra-arab_3738.html
http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/01/study-tokoh-bahasa-dan-satra-arab_3738.html
Uniawati : Interpretasi Semiotic Riffaterre, Semarang 2007
Endraswara Suwardi : Metodologi Penelitian Sastra, MedPress Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar